Cafe Batu Guring Kian Menjamur, Pol PP NTB Ditantang
Sumbawa – Keberadaan cafe Batu Guring yang berada di daerah perbatasan antara Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat berdekatan dengan pelabuhan penyebrangan Poto Tano semakin Meresahkan masyarakat dan kian mendapat sorotan dari sejumlah pihak. Pasalnya, wilayah tersebut dalam status Quo karena posisi koordinat Tapal Batas antara Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Besar masih berpolemik, sementara cafe – cafe tersebut kian menjamur dan diduga tempat tesebut hanya menjadikan bisnis cafe sebagai kedok untuk membuka layanan prostitusi, hal ini dikatakan Ambarita, SH. Aktivis Peduli Perempuan kepada Media saat meninjau lokasi Tapal Batas bersama Tim Ditjen Otda Batas Daerah dari Kemendagri pada selasa (12/07/17).
Berdasarkan data laporan yang masuk, kami meyakini kalau keberadaan cafe – cafe tersebut di bekingi oleh oknum Pol PP Provinsi NTB, karena hingga saat ini belum ada tindakan tegas untuk menutup cafe – cafe tersebut padahal tidak berijin.
”Cafe – cafe yang berada dikawasan tersebut berkedok Rumah makan semi kuliner. Depan kuliner, belakang cafe yang menyediakan para waitres-waitres yang didatangkan dari luar daerah oleh oknum sindikat yang bermodus jasa pelayanan yang berujung pada permainan jasa sex,“ Kata Ambarwati tegas.
Dia menyebutkan, hingga saat ini cafe tersebut masih beroperasi. Bahkan dari penelusurannya, ada beberapa waitres yang siap pakai sesuai kesepakatan, yang lebih ironisnya lagi semenjak keberadaan cafe – cafe tersebut, tingkat pengguna narkoba di Kabupaten Sumbawa Barat dan Sumbawa meningkat tajam, diduga kuat lokasi tersebut dijadikan sebagai ajang transaksi narkoba, belum lagi beberapa oknum kepala desa dari Alas Barat juga sering mangkal di kawasan tersebut dan bahkan di duga ada oknum kepala desa memiliki cafe dikawasan tersebut.
”Ini sudah menjadi tanggung jawab kita bersama, karena lokasinya berada didaerah perbatasan dua kabupaten KS dan KSB yang posisinya dalam statusnya Quo karena masih dalam sengketa kedua kabupaten, saya merasa terpanggil karena aktivitas yang harusnya dilarang, namun tetap bebas beroperasi terang-terangan. Maka saya langsung minta kepada Gubernur NTB, Kapolda NTB, Kasat Pol PP NTB dan dinas terkait lainnya untuk segera menutup kawasan tersebut karena akan berdampak pada konflik horizontal,” Tegasnya.
Marak beroperasi cafe ilegal di daerah perbatasan tersebut akibat lemahnya tindakan tegas aparat yang kemungkinan besar dapat diduga kuat aparat juga ikut mengbekingi keberadaan cafe-cafe ilegal tersebut, karena cafe-cafe tersebut selain tidak mengantongi izin, di beberapa caf e tersebut pun kerap dijadikan tempat hiburan malam yang menyuguhkan minuman beralkohol tanpa ijin yang berkedok sebagai rumah makan, ajang transaksi prostitusi.
“Semenjak adanya cafe ilegal tersebut yang kian marak, tingkat perceraian di KSB dan Sumbawa meningkat tajam, hingga sampai pada kasus KDRT juga meningkat tajam, hal ini perlu disikapi semua pihak dengan suatu tindakan tegas unuk menutup total cafe – cafe ilegal tersebut,” terang Ambarwati.
Menurut kajian dan investigasi dari Aktivis Perlindungan Perempuan, bahwa memang benar adanya kondisi cafe ilegal yang beroperasi di kawasan perbatasan tersebut sangat meresahkan warga sekitarnya, selain itu berdasarkan kajiannya menyebutkan, bahwa cikal bakal transaksi prostitusi pun bermula dari cafe – cafe remang tersebut dan minuman ber-alkohol pun sangat mudah didapatkan di beberapa Cafe tersebut. Jadi pemerintah harus turun tangan dan menindak dengan tegas atas persoalan ini.
“Kami bukan nya takut untuk memberi tindakan terhadap Cafe remang-remang tersebut, namun hingga saat ini kami masih mempercayakan persoalan tersebut ke pihak-pihak aparatur negara yang lebih berkewajiban,” Tegas Ambarwaty.
Ambarwaty juga menambahkan bahwa, pihaknya sangat berharap agar pemerintah dapatnya dengan segera menutup cafe – cafe tersebut, karena dengan beroperasi nya cafe tersebut, menurutnya akan sangat berdampak kepada karakter bangsa yang akan rusak di masa-masa yang akan datang, Imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh beberapa warga alas barat, Adanya kafe dikawasan Batu Guring tersebut diduga menjadi tempat peredaran narkoba dikhawatirkan masyarakat. Diminta, agar cafe tersebut segera ditutup, menurut informasi bahwa dilokasi cafe tersebut memang sering terjadi perkelahian sejenis yang menyebabkan korban tewas maupun luka akibat perebutan waitres.
Untuk itu Amirudin Masyarakat Alas meminta Aparat Hukum untuk menutup segala aktifitas cafe yang berada di kawasan batu guring karena sudah sangat meresahkan masyarakat yang lalu lalang.
“Camat dan Kapolsek harus segera tutup itu kafe, sebelum generasi penerus rusak akibat bebasnya peredaran narkoba, judi, miras dan PSK di kafe tersebut,” Katanya.
Salah seorang warga seteluk yang tidak mau disebutkan namanya juga berkomentar bahwa keberadaan cafe-cafe dikawasan batu guring tersebut diduga kuat digunakan sebagai ajang prostitusi dan tempat transaksi narkoba, “Betul pak, para waitres itu dapat digunakan sebagai pemuas birahi asalkan sesuai kesepakatan dan juga ada indikasi kuat sebagai tempat sarang transaksi narkoba,” Katanya tidak mau disebutkan namanya.
Menurutnya, tidak ada alasan Camat, Satpol PP dan Polsek tidak bisa menutup cafe tersebut karena tidak mempunyai ijin.
“Karena keberadaan kafe itu sudah sangat mengganggu dan juga merusak generasi yang akan datang,” Pungkas warga tersebut, karena jika dibiarkan akan menambah bibit-bibit baru bisnis haram tersebut. Fokusnya, bukan di dalam kota, namun hingga daerah pedalaman dan pemerintahan Sumbawa maupun Sumbawa Barat tidak pernah mengeluarkan ijin cafe tersebut karena kawasan tersebut masih dalam sengketa antara kedua kabupaten sumbawa dan sumbawa barat, itu menjadi kewenangan pemprov NTB.
”Saya akan segera berkoodinasi dengan Pemprop NTB untuk segera mengambil tindakan menutup cafe ilegal tersebut berkedok rumah makan kuliner. Jadi kita minta untuk fokus dan segera dituntaskan permasalahan ini dan jangan sampai berlarut-larut,” Harapnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Trantibum Satpol PP Provinsi NTB Tri Joko Hartono Suharman pun tak menampik keberadaan cafe dikawasan tersebut Karenanya, Satpol PP dalam waktu dekat akan kembali menggelar Sidak (Inpeksi Mendadak) dibeberapa lokasi.
“Nanti kita akan berkoordinasi dengan jajaran pemerintahan. Baik Pemda Sumbawa dan Sumbawa Barat ” Kata Tri.
( edi Chandra )