Mataram – 12 Desember 2017. Bagai api dalam sekam, begitulah kondisi emosional warga pedagang pasar Kebon Rowek, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, NTB.
Selasa 5/12/2017 lalu warga pedagang pasar Kebon Rowek berreaksi melakukan demo kepada kebijakan kepala pasar yang melakukan pembiaran terhadap pedagang lain yang memanfaatkan area parkir pasar.
Karena pedagang daging, sayur, dan ikan yang masih menggelar dagangan di area parkir dianggap menghambat pembeli yang mestinya harus masuk ke dalam pasar dan dilayani di lapak lapak yang telah disediakan. Di samping, itu para pedagang juga menganggap bahwa dengan dibangunnya sambungan diluar gedung pasar dengan spandek, seolah olah semakin memfasilitasi penggunaan area parkir, sehingga yang berjualan didalam pasar merasa keberatan dan enggan membayar retribusi. Enggannya pedagang dalam pasar membayar retribusi juga diikuti oleh pedagang yang lain.
Hal tersebut berbuntut dengan demo kembali Rabu 13 Desember 2017, 1 jam usai sidak DISPERINDAG PEMPROV. Mereka menuntut tindakan tegas kepala pasar terhadap oknum yang melakukan pembiaran tersebut, dan mereka minta segera ditertibkan. Disamping itu mereka juga menuding kepala pasar pilih kasih. Orasi tersebut diamankan oleh POLPP kota Mataram beserta jajaran BABINSA dan BABINMAS dan memfasilitasi ruang dialog.
Dari dialog tersebut diketahui bahwa masih banyak pedagang yang belum mau membayar sewa lapak karena mereka trauma terhadap pungli yang dilakukan oleh oknum pengelola pasar terdahulu. Perwakilan pedagang pasar Kebon Rowek, H. Idrus menjelaskan bahwa, “Kami sudah membayar dan bahkan berkali kali melalui Pak Agus dan Pak Sudir, namun kami belum menerima surat ijin atas penempatan lapak yang kami pakai. Sekarang kami ditagih kembali padahal kami sudah ditipu. Kami takut terjadi hal yang sama,” ungkap yang lain.
Hal senada juga diungkapkan oleh pedagang lainnya, “bahkan pebayaran retribusi pagi kami dipungutin, agak siang kami juga kembali dikutip retribusi oelh oknum yang berbeda,” keluhnya.
Dialog tersebut diterima langsung oleh Kepala UPTD pasar wilayah Ampenan, Arifin yang didampingi oleh salah seorang pengawas pasar dari DISPERINDAG Kota Mataram Pak Ojik. Hingga hari itu juga disepakati bahwa akan diberlakukan tindakan tegas bagi pedagang bandel, serta berkeliling melakukan sosialisasi tentang keputusan bersama tersebut.
Kepala UPTD pasar wilayah Ampenan, Arifin menjelaskan kepada media terkait keputusan tersebut, “Kami sudah musyawarahkan dengan beberapa perwakilan pasar bahwa sesuai perjanjian kami minggu yang lalu dengan tenggang waktu hingga hari ini, dengan bersedianya pedagang daging kembali masuk kedalam pasar menempati los-los yang sudah disediakan. Ini akan diawasi langsung oleh petugas keamanan pasar yang didampingi oleh Babinsa. Agar tidak ada lagi konflik dan kecemburuan sosial. Terkait dengan informasi bahwa penyulut demo disebabkan karena pemasangan atap spandek didepan gedung higenis kami baru dengar sekarang, dan kami akan coba kaji lagi didinas ,” paparnya.
Ditempat yang berbeda beberapa pedagang pasar juga mengeluhkan masih adanya gang atau jalan pasar dibelakang yang masih becek dan banjir dikala hujan, “Selama ini hanya bagian depan saja yang diperlihatkan bagus dan bersih, coba lihat ini, ujarnya sembari menunjukkan jalan-jalan becek yang lain kepada awak media.
(Nanang-NTB)