Dinas PUPR KSB Sukses Bangun Infrastruktur TA 2017
“Dua Tahun Kepemimpinan Dr Firin-Fud, Hotmix Jalan Sepakek-Kertasari Tembus “
Sumbawa Barat – Melalui pembangunan berbagai infrastruktur, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Dinas PUPR Kabupaten Sumbawa Barat mendukung percepatan pemerataan ekonomi dan mengurangi kesenjangan antar Kecamatan di Kabupaten Sumbawa Barat, Pelaksana Tugas Dinas Pekerjaan Umum Sumbawa Barat Amar Nurmansyah. ST mengatakan bahwa, Pelaksanaan pembangunan infrastruktur tahun 2017 menjadi salah satu tumpuan pencapaian target pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan baik secara nasional, Provinsi maupun Kabupaten.
Salah satunya Peningkatan Jalan Kabupaten Sepakek-Kuang Busir-Tua Nanga-Kerta Sari sejauh 18 KM terus digenjot yang gencar dalam pembangunan infrastruktur PUPR yang sebelumnya wilayah tersebut sangat terisolasi.
Pembangunan infrastruktur yang dialokasikan tahun 2017 oleh Dinas PUPR baik melalui dana sharing Pusat maupun APBD mencapai 700 Milyar diantaranya Revitalisasi Rawa Lebo Rp 54 Milyar, Bendungan Bintang Bano yang mecapai Rp 1,2 Triiliun jaringan irigasi mecapai yang membentang dari Bendungan Bintang Bano hingga Poto tano mencapai 700 Milyar, peningkatan jalan Tua Nanga-Kerta sari sari sejauh 18 KM menelan anggaran Rp 79 Milyar, merupakan sebagai jalur akses peningkatan ekonomi wisata sebagai jalan penghubung kecamatan.
“Dana yang dikucurkan untuk TA 2017 mencapai Rp 600 Milyar terbagi atas infrastruktur untuk peningkatan konektivitas antar wilayah kecamatan dan desa, permukiman dan air minum dan perumahan,“ Terang Amar Nurmansyah.
Salah satu proyek prioritas untuk memperlancar arus lalu lintas adalah pembangunan Jalan Kuang Busir-Kertasari dengan nilai kontrak sebesar Rp 79 miliar, dengan lebar jalan yang dibangun sebesar 5,5 km dan ditargetkan selesai akhir November pada 2017.
Disamping membangun jalan untuk peningkatan konektivitas, Dinas PUPR juga tengah membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan kapasitas 5 liter per detiks sebelah utara Kantor Camat Pototano, Fasilitas SPAM tersebut bertujuan untuk memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat miskin yang belum terlayani air minum sebanyak 3 desa diantaranya Desa Tua Nanga, Kuang Busir, Sagena, Poto Tano hingga Kokarlian melalui sambungan rumah (SR).
Dinas PUPR saat ini juga tengah membangun Bendungan Raksasa Bintang Bano di Wilayah Bakat Monteh dengan luas genangan 277,52 Ha dengan volume tampungan air 65,84 M3, menggunakan sistem bendungan utama tipe Rockfill dengan inti Clay tegak dan tinggi bendungan 120 meter berfungsi sistem layanan irigasi untuk memenuhi persawahan beririgasi teknis seluas 1300 Ha pada Daerah Irigasi (D.I.) yang membentang dari bintang bano hingga poto tano.
Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan rumah nelayan, Kementerian PUPR juga akan membangun Rumah Khusus Nelayan di Desa Poto Tano Kecamatan Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat, total anggaran Rp 14 miliar untuk 70 unit rumah, Rumah khusus nelayan ini terdiri dari 70 unit rumah tipe 36. Saat ini progress pembangunannya yang akan di tender awal November 2017 Paket pembangunan rumah khusus ini sudah dilengkapi dengan jalan lingkungan, drainase lingkungan, penyambungan listrik (PLN) dan penyediaan sumber air bersih di setiap rumah serta Kawasan Terbuka Hijau.
Beberapa infrastruktur yang dapat dibangun dengan pelibatan masyarakat melalui program ini antara lain adalah jalan dan jembatan desa, tambatan perahu, pengolahan air limbah dan sampah, jalan usaha tani, irigasi, embung/kolam penampung air, bendung sederhana atau air tanah/mata air yang dapat dikelola oleh masyarakat secara mandiri.
Fud Syaifudin, ST Wakil Bupati Sumbawa Barat merasa sangat optimis atas suksesnya peningkatan infrastruktur jalan kecamatan Kuang Busir-Kerta Sari sebagai jalur Akses peningkatan ekonomi wisata maupun pertanian, Pemerintah Sumbawa Barat dewasa ini tengah menggiatkan kembali sektor pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengharumkan Sumbawa Barat di mata Nasional maupun internasional. Dikatakan dengan lantang oleh Fud Syaifudin yang menitik beratkan pada pembangunan infrastruktur sebagai kunci utama untuk mengembangkan pariwisata. Bagi Fud, infrastruktur di situs-situs pariwisata KSB akan meningkatkan daya saing wisata Indonesia, yang pada akhirnya bakal menekan biaya ekonomi yang tinggi saat ini.
Lokasi wisata Sumbawa Barat sangat banyak diantaranya pantai-pantai di seputaran Jalan Penghubung Kuang Busir-Tua Nanga dan Kerta Sari sebagai primadona wisata Sumbawa Barat, namun infrastruktur yang tersedia masih dianggap kurang memadai. Bahkan pada banyak tempat wisata, infrastrukturnya masih tidak mendukung kunjungan wisatawan ke daerah tersebut, “Infrastruktur yang memadai akan membantu pemerintah dan masyarakat untuk menggali potensi wisata di suatu daerah secara maksimal. Tak tanggung-tanggung, pemerintah berani menggelontorkan anggaran untuk infrastruktur dan promosi pariwisata tanpa batas,“ Terang Fud.
Lalu bagaimana cara paling memungkinkan untuk mengembangkan suatu daerah wisata dengan maksimal selain bergantung pada anggaran dari pemerintah?, Fud menjelaskan, tentu salah satunya adalah dengan melibatkan pihak swasta dalam kegiatan investasi. Melalui kegiatan investasi pada sektor pendukung industri pariwisata, diharapkan akan mampu mempercepat pertumbuhan jumlah wisatawan ke Kabupaten Sumbawa Barat.
Menurut Fud Syaifudin, “Investasi pada pembangunan infrastruktur di bidang pariwisata tak bisa lagi ditunda. Infrastruktur adalah penyokong utama sektor pariwisata di Sumbawa Barat. Dengan adanya investasi pada infrastruktur di Sumbawa Barat, maka target-target pemerintah di bidang pariwisata bisa dicapai, salah satunya adalah untuk mendatangkan 1 juta wisatawan asing pada tahun 2020 mendatang,” Lagi menurut Fud. Keseriusan pemerintah dalam menggenjot investasi infrastruktur Sumbawa Barat di bidang pariwisata terlihat dari pembangunan Resto Apung Kuliner di Poto Tano, Peningkatan Infrastruktur Jalan Penghubung Kuang Busir-Kertasari, peningkatan Jalan Sagena-Mantar, Pembangunan Rumah Susun Nelayan di Poto tano plus dengan Ruang Terbuka Hijau.
Meski demikian masih banyak investasi infrastruktur lain yang masih harus mendapat perhatian dan penjaminannya. Beberapa contoh diantaranya adalah jalan raya dan akomodasi pariwisata, Jika diperhatikan, lokasi wisata yang telah memiliki sistem transportasi dan infrastruktur jalan raya yang baik pada umumnya hanya terdapat di pulau Jawa dan Bali. Itu pun tidak semua tersedia pada lokasi wisata, banyak juga yang masih memiliki akses jalan yang buruk dan minim transportasi. Hal yang sama pun berlaku bagi obyek-obyek wisata di Sumbawa barat.
“Pembangunan jalan di wilayah Kuang Busir-Kerta sari tidak hanya untuk konektivitas, namun juga untuk mengurangi biaya angkut logistik,” Kata Fud bangga.
(Edi Chandra)