Gara – gara Demo Soal Dana Hibah KNPI, Aktivis GMPK Diancam Bakal Dibunuh

BB.74 – WAKATOBI – Gerakan Masyarakat Pemikir Kiri (GMPK) kabupaten Wakatobi, terancam akan dibunuh apabila terus melakukan demonstrasi soal dana hibah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).

Hal itu menyusul setelah tercatat sebanyak empat kali GMPK menyuarakan aspirasinya terkait dana hibah KNPI Rp 500 juta yang menyeret Bupati beserta anaknya karna dilaporkan pada sekitar tanggal 11 Maret 2019.

Lantaran Bupati Wakatobi menyetujui pemberian dana hibah KNPI yang dipimpin oleh anak sulungnya itu, tanpa dasar aturan yang jelas. dilaporkan lantaran tidak transfaran pertanggungjawaban dana hibah tersebut.

GMPK kabupaten Wakatobi kerap mendapat ancaman akan dibunuh apabila masih meneruskan aksi demo yang dianggap keras oleh oknum-oknum dengan mengancam para Aktivis.

BACA JUGA  Desa Pondok Kaso Landeu, Jadi Contoh Model Desa lainnya

Ketua GMPK Kabupaten Wakatobi La Rahman mengatakan bahwa beberapa hari terakhir ini aktivisnya  mengaku mendapat ancaman akan dibunuh jika terus melakukan aksi demonstrasi.

“Secara fisik belum ya, namun ungkapan dari teman-teman bahwa kami ini sedang dicari untuk menghentikan aksi-aksi serta tuntutan kami terkait dana hibah KNPI yang kami suarakan dalam empat minggu terakhir ini. Barulah kami bisa aman,”katanya di konfirmasi via telepon. Senin (25/3/2019).

Kata dia, ancaman bagi seluruh anggota GMPK Kabupaten Wakatobi dikirim melalui media sosial (medsos).

“Rekan kami itu khwatir jangan sampai nanti kami kenapa-kenapa maka dia langsung menyampaikan bahwa hati-hati kalau kami keluar kemana-mana. Karena saat ini katanya dicari dan akan dibunuh,” ungkapnya.

BACA JUGA  WISUDA DAN PELEPASAN KELAS XII ANGKATAN VII TAHUN 2018-2019 SMK KSATRIA BANGSA

Ketakutan rekan-rekannya tersebut, lanjut dia terlihat jelas tadi pagi. Sebab GMPK yang biasanya turun dengan komposisi penuh, hari ini turun hanya dengan jumlah tiga orang.

“Semua teman-teman GMPK merasa terancam, sehingga mereka sudah takut melakukan aksi demonstrasi. Sehingga kami turun hanya tinggal tiga orang karna yang lain merasa ketakutan,” terangnya.

Dengan adanya ancaman tersebut, pihak mereka masih terus mengumpulka barang bukti soal pengancaman tersebut. Yang nantinya akan menjadi dasar mereka untuk  melapor ke pihak berwajib.

“Rasa takut itu jelas ada, namun keberadaan kita beberapa hari ini juga menyuarakan kepentingan rakyat. Namun selama kita masih berdiri diatas kebenaran tetap kami akan terus menyuarakan ini,”pungkasnya.

BACA JUGA  WARGA DESA NEGLASARI KOMPLAIN BIAYA PTSL DIPUNGUT RP. 400.000 PERBIDANGNYA, SYARAT KKN

Penulis, : SUMITRO

Previous Article
Next Article
Tabloid BuserTabloid BuserTabloid BuserTabloid BuserTabloid BuserTabloid BuserTabloid BuserTabloid BuserTabloid BuserTabloid BuserTabloid BuserMochamad Iriawan