KISAH PATUNG HITLER DI YOGYAKARTA, DIRESPON PROTES YAHUDI DUNIA

Oleh: Hugeng Widodo,

Patung lilin diktator Nazi Jerman, Adolf Hitler dengan latar belakang Kamp Konsentrasi Auschwitz yang merupakan tempat paling hitam dalam sejarah pembantaian umat Yahudi pada zaman hitler berkuasa mendapat protes keras organisasi yahudi dunia.

Buser Bhayangkara 74, Yogyakarta – Entah apa maksudnya museum di Yogyakarta memajang Patung lilin yang menggambarkan diktator Nazi Jerman, Adolf Hitler dengan latar belakang Kamp Konsentrasi Auschwitz yang merupakan tempat paling hitam dalam sejarah pembantaian umat Yahudi pada zaman hitler berkuasa.

Protes keras-pun berdatangan, terutama dari Organisasi Yahudi Amerika Serikat dan Yahudi pada umumnya yang tak bisa melupakan sejarah terburuk genosida etnis Yahudi di Jerman. Setelah menjadi pemberitaan media-media internasional, Patung Hitler itu akhirnya dihilangkan dari Museum yang bernama cukup unik, Museum De Mata De Arca.

BACA JUGA  PAKISTAN ANCAM BALAS SERANGAN UDARA INDIA

Manajer operasi museum, Jamie Misbah, beberapa waktu lalu mengonfirmasi penghapusan patung Hitler tersebut. Keputusan itu diambil setelah pihak museum menerima protes dari organisasi Yahudi terkemuka di AS, Simon Wiesenthal Center. “Kami tidak ingin memicu kemarahan,” kata Misbah.

”Tujuan kami untuk menampilkan tokoh Hitler di museum adalah untuk mendidik,” katanya lagi, seperti dikutip AFP.

Patung Hitler adalah satu dari sekitar 80 tokoh, termasuk para pemimpin dunia yang lain dan para selebriti. Patung itu dibuat dengan efek visual dan lilin. Protes tak hanya datang dari organisasi Yahudi AS, tapi juga dari kelompok HAM, Human Right Watch. Komplain muncul setelah foto selfie bocah-bocah dengan patung hitler beredar secara online.

BACA JUGA  MENGUPAS KEHEBATAN ROYAL ENFIELD WD 125, KENDARAAN PERANG LEGENDARIS

”Segala sesuatu tentang itu salah. Sulit untuk menemukan kata-kata karena betapa hina hal itu,” kata Rabbi Abraham Cooper, petinggi asosiasi dari Simon Wiesenthal Center, yang mendukung kampanye perlawanan anti-Semitisme dan Holocaust.

”Latar belakangnya menjijikkan. Ini mengolok-olok korban yang masuk dan tidak pernah keluar,” ujar Cooper merujuk pada setidaknya 1,1 juta tahanan yang meninggal di kompleks kamp pembantaian terbesar Nazi di Auschwitz antara tahun 1940-1945. (*)

Editor : Red/Buserbhayangkara74.com

Previous Article
Next Article

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TABLOID EDISI TERBARU 2019

  • Edisi Ke-69

IKLAN LAYANAN PUBLIK

KOMUNITAS JURNALIS ANTIHOAX