KLU BANGUN EKONOMI DESA MODERN DENGAN BUMDES MART
Najmul Ahyar, Daripada Keluarkan Izin Pembangunan 33 Retail Modern Lebih Baik Membangun BUMDES MART
Lombok Utara, Minggu 14 Januari 2018. BUMDES (Badan Usaha Masyarakat Desa) adalah sejenis konsep wadah ekonomi masyarakat pedesaan untuk membangun ekonomi dan diri masyarakat desa.
Ketertinggalan pembangunan ekonomi pedesaan disebabkan karena kurangnya pola pemberdayaan terhadap potensi yang ada sehingga hal ini dimanfaatkan oleh pihak pihak lain dalam operasi rentenisasi yang justru kian membunuh karakter ekonomi kerakyatan. Hal in dijelaskan DR. TGH. Najmul Ahyar, S.H, M.H., dalam bincang petang bersama awak media dikediamannya Minggu 14/1.Pertumbuhan ekonomi dan upaya pembangunan aktor ekonomi daerah ,lanjutnya pula, seolah terhadang oleh program merket mart yang notabene aktor ekonominya adalah orang asing. Menjamurnya mart asing didaerah bahkan hingga dipedesaan memang dapat memacu perputaran ekonomi menjadi lebih cepat, namun tidak dapat membangun perkembangan pelaku atau aktor ekonomi daerah. Walaupun dengan alasan penyerapan tenaga kerja, namun sangat kecil.
Untuk itulah kami mencoba membangun ekonomi masyarakat dengan konsep konsep ekonomi modern. BUMDES yang selama ini adalah unit usaha pedesaan yang merupakan potensi emas yang belum dikemas dan dikelola maksimal, dari sinilah kami akan memulai merubahnya dari BUMDES MAS yang dimasukkan konsep Mart. Dan ini akan kami bangun disetiap desa dengan aktornya masyarakat desa dan penyediaan kebutuhannya juga dari potensi desa setempat, sehingga dapat terbangunnya siklus ekonomi yang seimbang. Daripada mengeluarkan izin 33 retail modern kan lebih baik kita bangun potensi yang ada. BUMDES Mart juga akan menyediakan unit simpan pinjam guna memerangi rentenisasi yang membunuh ekonomi masyarakat desa. BUMDES akan memberika luang waktu terputarnya modal masyarakat selama satu bulan putar baru ditarik cicilannya ditambah simpanan, agar masuk juga program bina menabung masyarakat desa.
Ketertinggalan pembangunan ekonomi pedesaan menimbulkan lemahnya kemampuan masyarakat desa dalam mengakses diri serta memenuhi kebutuhan fasilitas lainnya khususnya dalam keluarganya. Kelemahan tersebut menciptakan mental yang kurang membangun, serti BABS. Nah kami juga akan bangunkan fasilitas tersebut di 2018 ini agar tercapainya target NTB bebas dari buang air besar sembarangan (BABS), jelasnya
(Nanang-MBB 74).