PDPGR Sukses Tentaskan Kemiskinan, 57 Desa Serentak Deklarasikan Pengentasan Kemiskinan
Sumbawa Barat NTB – Hadirnya Dr. Ir. W Musyafirin MM dan Fud Syaifudin, ST sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa Barat 2 tahun lalu pasca dilantik dalam visi-misinya adalah mengutamakan hak dasar masyarakat dalam Semangat gotong royong mampu mengentaskan kemiskinan.
Salah satu wujud gotong royong melalui Program PDPGR yang sudah di Perdakan ternyata mampu menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Sumbawa Barat, salah satu contoh di Desa Kokarlian Kecamatan Poto Tano mampu menurunkan angka kemiskinan dari semula 47 % menjadi 2,5 % hal tersebut berdasarkan kriteria/indicator verifikasi dan validasi data kemiskinan di Sumbawa Barat yang digunakan sebanyak 16 kriteria/indicator yang disusun berdasarkan kombinasi kriteria yang disempurnakan BPS tahun 2011 dan keputusan Menteri Sosial Ri Nomor : 146/HUK/2013 tentang fakir miskin dan orang tidak mampu.
Data yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan verifikasi dan validasi data kemiskinan di Desa Kokarlian tahun 2017 menggunakan Basis Data Terpadu (BDT) tahun 2015 dengan jumlah BDT 1.361 jiwa.
Dari jumlah tersebut, maka anggota Rumah Tangga Sasaran/perorangan yang tergolong miskin sesuai indicator tersisa sebanyak 24 KK dengan 73 jiwa atau 2,5 % dari 1.361 jiwa, target capain menjadi nol % akan dituntaskan pada tahun 2018.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran para Agen PDPGR, Kepala Desa , bhabinsa, bhabinkamtibmas, tokoh masyarakat yang terlibat melalui Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong ( PDPGR ) yang sukses dilaksanakan dalam 2 tahun pasca dilantik sebagai Bupati dan wakil Bupati Sumbawa Barat sejak 2015.
“Saya kira isu kemiskinan dan ketimpangan juga menjadi agenda penting pemerintah Sumbawa Barat dan yang terpenting adalah mengurangi ketimpangan kesempatan. Sangat tidak fair ketika seseorang menjadi miskin karena faktor di luar kendali mereka, seperti akses pendidikan dan sanitasi yang timpang. Di sini, peran pemda sangat penting,” Kata Bupati Sumbawa Barat Dr. Ir. H W Musyafirin MM dalam acara Deklarasi Pengentasan Kemiskinan yang dipusatkan di Desa Kokarlian pada kamis (09/11/17), secara serentak dilaksanakan di 57 desa diKabupaten Sumbawa Barat, dengan membaca naskah berita acara hasil Verifikasi dan Validasi data Kemiskinan di masing-masing desa sesuai tingkat keberhasilan.
Dr Musyafirin menjelaskan, ketidak produktifan kerap menjadi akar kemiskinan. Solusinya ada dua, yakni investasi di SDM lewat pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, serta investasi di bidang infrastruktur penunjang, seperti sanitasi.
Bupati mengatakan, saat dilantik menjadi Bupati pada February 2015 ada + 36 % dari total penduduk Sumbawa Barat masih hidup di bawah garis kemiskinan. “Kondisi itu perlu diputus. Pemerintah Sumbawa Barat dalam 2 tahun ini telah menggulirkan dana bantuan melalui program PDPGR dalam meningkatkan pelayanan dasar, berupa bantuan rumah tidak layak huni, bantuan untuk Lansia, Bantuan untuk distabilitas, bantuan hibah melalui Kartu Bariri Nelayan, Tani, Ternak, bantuan UMKM yang kesemuanya itu telah digulirkan dan hal ini terbukti mampu mengurai angka kemiskinan termasuk air bersih dan sanitasi serta pendidikan dari 36 % pada tahun 2016 menjadi 17 % pada tahun 201`7,” ujar Bupati.
Hadirnya semangat gotong royong dan saling membantu di Sumbawa Barat melalui PDPGR, di dalam Islam sangat menekankan sisi persaudaraan sesama Muslim dalam memperkuat keutuhan masyarakatnya, terutama dalam bidang ekonomi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menekankan pentingnya arti persaudaraan dalam Islam dan semangat untuk ta’âwun (tolong menolong). Sebagai contoh, persaudaraan yang diikat antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Ketika kaum Muhajirin berhijrah dari Mekah ke Madinah, mereka menghadapi problematika sosial dan ekonomi, berkaitan dengan kelangsungan hidup, mata pencaharian dan tempat tinggal.
Bupati menekankan, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk saling berta’awun (bekerja sama) di dalam kebajikan dan ketakwaan, dan melarang dari saling berta’awun di dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Allah Jalla wa ‘Ala berfirman.
“Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” [Al-Ma’idah : 2] ‘’ jelas Bupati.
Gotong royong dalam pembangunan ekonomi Masyarakat yang dapat dilaksanakan dalam masyarakat dalam membangun perekonomian bersama.
“Jeritan kemiskinan bukan diatasi dengan menunggu, tapi dengan berusaha. Jadi, kunci mengubah nasib adalah dengan bekerja, jangan hanya yang instan. Dengan mengawal kesehatan, pendidikan, dan penyaluran anggaran sesuai target sasaran, serta bekerja keras, kemiskinan di Sumbawa Barat bisa diakhiri,” tegas Bupati.
Untuk membangun perekonomian agar tidak adanya fakir miskin maka diperlukan gotong royong. Gotong royong ini dilakukan dengan cara penyaluran modal usaha (berupa dana atau tenaga), peningkatan keahlian masyarakat, pemasaran prodak, dan pembimbingan usaha. Hal ini tidak bisa dilakukan oleh masyarakat yang kaya, namun dibutuhkan orang yang mempunyai keahlian dalam meningkatkan produktivitas masyarakat, dan masyarakat sekitar. Artinya disini tidak hanya dibutuhkan orang yang menyedekahkan harta/modal tetapi dibutuhkan orang yang mampu mengelola mengembangkan harta sedekah/modal.
Dalam melancarkan perekonomian diperlukan sarana-prasarana public, seperti jalan, jembatan, masjid, pos ronda, dll. Tanpa adanya sarana public perekonomian masyarakat tertunda. Dalam hal ini masyarakat tidak bisa mengabaikan karena bila tidak terjaga atau membangun sarana public maka perekonomian masyarakat akan terhambat. Salah satu contoh membangun jalan atau merawat jalan agar tidak rusak, ronda secara bergiliran.
Pendidikan adalah salah satu barometer masyarakat dikatakan maju. Namun masih banyak masyarakat Indonesia yang pendidikanya rendah baik pendidikan agama, akhlak, dan ilmu pengetahuan lainya. Kendala terbesar untuk meningkatkan pendidikan adalah pada sumber daya manusia yang mengajarkan langka atau masalah keuangan baik dari individual masyarakat maupun untuk membangun sarana pendidikan.
“Untuk itu perlu gotong royong dari masyarakat berupa membangun sarana pendidikan, mensejahterakan pengajar, dan mendukung berjalannya pendidikan. Hal ini tidak bisa dilakukan oleh satu atau dua orang saja akan tetapi dilakukan oleh masyarakat. Pendidikan yang bisa dilakukan adalah madrasah/TPA, sekolah dasar, pendirian perpustakaan, dll,” terang Bupati yang selalu dekat dengan rakyatnya ini.
Bupati mengatakan, Dalam mengentaskan pengangguran tidak bisa hanya beberapa individu masyarakat. Diperlukan rasa kekeluargaan dalam mengentaskan pengangguran yaitu dengan memperkerjakan orang dengan memperioritaskan keluarga/masyarakat sekitar, mencarikan lowongan kerja keluarga/masyarakat ligkungan yang pengaguran, penyalur tenaga kerja, dan menciptakan usaha yang bisa mengentaskan pengangguran.
Masyarakat sangat mempunyai potensi untuk kaya, tetapi mayoritas masyarakat kurang memperdulikan penglolaan keuangan dan membaca potensi usaha. Maka dalam hal ini masyarakat perlu pengambangan skill masyarakat dalam meningkatkan produktivitas atau kinerja.
(Edi Chandra)